Hasil Buruk Taekwondo di SEA Games 2013 Tuai Kritik

Mantan taekwondoin Indonesia, Lamting
Sumber :
  • UTI Pro
VIVAnews
GGI 2015: Ajang Pertarungan Pegolf Muda
- Hasil buruk yang didapat tim taekwondo Indonesia di ajang SEA Games 2013 menuai kritikan. Mantan pemain taekwondo nasional, Lamting, mengatakan kegagalan di SEA Games 2013 merupakan tanggung jawab kepala Pelatnas dan pelatih.

Perlu Terobosan Baru untuk Angkat Prestasi Indonesia

Dari 3 medali emas yang ditargetkan dari cabang taekwondo, Indonesia hanya meraih 3 medali perak dan 7 perunggu di SEA Games 2013. Padahal dua tahun lalu di SEA Games 2011, tim Merah Putih sukses merebut 6 medali emas.
Atlet Indonesia Torehkan Rekor di APG 2015


Menanggapi hasil buruk tersebut, Lamting mengatakan kepala Pelatnas dan pelatih tim taekwondo Indonesia harus bertanggung jawab. Pasalnya, tim taekwondo Indonesia memiliki waktu yang cukup untuk tampil di SEA Games 2013.


"Dengan waktu 3 tahun itu sudah cukup untuk mengetahui bagaimana kekuatan lawan di SEA Games 2013. Apa masih kurang untuk memikirkan hal-hal seperti itu," ujar Lamting yang merupakan penyandang DAN VI Kukkiwon, Rabu 25 Desember 2013.


Lamting mencontohkan ketika taekwondoin Basuki Nugroho dan Rizal Samsir berhasil meraih medali emas pada SEA Games 2011. Meski usia Basuki dan Rizal sekitar 30 tahun ketika itu, keduanya tetap mampu mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.


"Saat itu Rizal dan Basuki sudah 30 tahunan, toh masih bisa meraih medali emas. Jadi tidak ada alasan, kalau memang ditempa secara serius pasti ada hasilnya," papar Lamting.


Mantan pelatih kepala Pelatnas PB Taekwondo Indonesia era kepengurusan 2007-2011 itu mengatakan tim yang diberangkatkan ke Myanmar jelas tidak berdasarkan seleksi yang benar. Lamting mengatakan pemilihan atlet lebih berdasarkan suka atau tidak suka.


"Kalau seperti itu pola rekrutmennya, jelas itu bukan timnas. Apalagi usia mereka masih di kisaran 18-25 tahun, sudah terlalu banyak kepentingan di dalam pelatnas," ujarnya. Maka dari itu Lamting memilih ke luar dari PB TI dan bergabung dengan Universal Taekwondo Indonesia (UTI) Pro.


Sementara itu pembina UTI Pro dan YUTI, Grand Master Lioe Nam Khiong, enggan berkomentar banyak mengenai kegagalan taekwondo Indonesia di SEA Games 2013. Grand Master Lioe Nam Khiong yang hadir di Myanmar atas undangan Myanmar Taekwondo Federation dan ASEAN Taekwondo Federation mengatakan, "Silakan tanya ke PB TI. Ada manajer dan pelatihnya, silakan tanya ke mereka."
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya